Penyakit HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah penyakit yang
paling ditakuti karena belum ada vaksin atau obat yang bisa
menyembuhkannya. Kenali gejala dari HIV untuk melakukan deteksi dini.
Virus
yang mematikan ini akan menyerang sistem kekebalan yang membuat tubuh
kehilangan kemampuan untuk melawan penyakit, sehingga tubuh lebih rentan
terhadap berbagai penyakit.
Jika
gejala ini tidak segera diobati, maka bisa menyebabkan AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) yang merupakan penyakit mematikan. AIDS
timbul sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV di dalam tubuh
manusia.
Gejala-gejala yang muncul dari HIV bisa mempengaruhi
seseorang secara bertahap. Setelah virus memasuki tubuh, maka virus akan
berkembang dengan cepat.
Virus ini akan menyerang limfosit CD4
(sel T) dan menghancurkan sel-sel darah putih sehingga mempengaruhi
sistem kekebalan tubuh. Setiap tahapan dari infeksi akan menunjukkan
gejala yang berbeda.
Tahap awal dari infeksi virus ini biasanya
tidak menunjukkan tanda-tanda atau gejala apapun, gejala baru akan
muncul setelah dua sampai empat minggu setelah terinfeksi. Seseorang
bisa mengeluh mengalami sakit kepala yang berat dan persisten disertai
dengan demam.
Seperti dikutip Menshealth.about.com, ketika
seseorang terinfeksi maka gejala awal yang muncul terkadang mirip dengan
flu atau infeksi virus sedang.
Gejala dan tanda awal dari HIV
termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, mual, diare dan pembengkakan
kelenjar getah bening di leher, ketiak atau pangkal paha.
Gejala-gejala
ini hampir sama dengan infeksi virus lainnya. Karena itu banyak orang
yang terinfeksi HIV tidak menyadari bahwa dirinya sudah terinfeksi
hingga bertahun-tahun sehingga mencapai stadium lanjut.
Pusat
pengendalian penyakit (Center for Disease Control/CDC) mengungkapkan ada
beberapa gejala yang menunjukkan stadium lanjut dari HIV yaitu:
1. Kehilangan berat badan dengan cepat tanpa adanya alasan
2. Batuk kering
3. Demam berulang atau berkeringat saat malam hari
4. Kelelahan
5. Diare yang lebih dari seminggu
6. Kehilangan memori
7. Depresi dan juga gangguan saraf lainnya.
Salah
satu cara untuk mendeteksinya adalah dengan mengukur jumlah sel-sel
darah putih, karena biasanya seseorang dengan HIV akan memiliki jumlah
sel darah putih yang kecil.
HIV bukan merupakan penyakit yang
mudah untuk didiagnosis, ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu
kenali gejala yang ada dan melakukan pemeriksaan ke dokter.
HIV
disebabkan kebanyakan karena perilaku gonta ganti pasangan seks tanpa
menggunakan kondom atau orang-orang yang memakai narkoba karena gantian
menggunakan jarum suntik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar