Meski keringat sering dikaitkan dengan sesuatu yang jorok, namun
sebenarnya berkeringat itu menyehatkan. Apalagi keringat sendiri pada
dasarnya tidak berbau. Ia akan menjadi masalah jika sudah bercampur
dengan bakteri yang menumpuk di kulit ketiak. Simak 7 manfaat sehat
dari keringat berikut ini.
1. Mendinginkan tubuh
Berkeringat
merupakan mekanisme alami tubuh untuk mengatur temperatur yang
meningkat saat kita beraktivitas atau kepanasan. "Keringat yang keluar
akan membantu tubuh menyingkirkan panas sehingga kita tidak akan
kepanasan," kata Adam Friedman, dermatologi dan ahli bedah kosmetik dari
Montefiore Medical Center, AS.
Karena pentingnya fungsi
keringat, maka jika kita tidak bisa berkeringat akan membahayakan
nyawa. "Ada kondisi yang disebut ectodermal dysplasia yang membuat
seseorang tidak bisa berkeringat," kata Joel Schlessinger, ahli
dermatologi.
Orang yang menderita kondisi ectodermal dysplasia
dilarang berolahraga karena mereka akan kepanasan yang bisa berdampak
buruk bagi jantung dan fungsi tubuh lainnya. Jadi, bersyukurlah bisa
berkeringat.
2. Mencerahkan wajah
Peluh yang
bercucuran di wajah bukan cuma mendinginkan tubuh tapi juga berefek pada
kebersihan kulit wajah. Menurut Schlessinger, keringat di wajah akan
mengurangi kotoran yang menyumbat pori-pori. Hal ini juga akan mencegah
jerawat.
Anda juga bisa melakukan "olahraga palsu" untuk memicu
keringat dengan cara memanaskan wajah. Caranya, dekatkan wajah ke uap
air panas selama tiga menit. "Menguapkan wajah merupakan salah satu cara
membersihkan kulit wajah. Setelahnya jangan lupa membersihkan wajah
karena keringat yang tidak dihapus bisa menyebabkan pori tersumbat
lagi," katanya.
3. Menyehatkan sirkulasi
Ketika
kita berkeringat, detak jantung akan menjadi cepat dan sirkulasi
meningkat, terutama di sekitar kulit. "Dasar kelenjar keringat terletak
di lapisan bawah kulit yang lokasinya sangat dekat dengan pembuluh darah
kecil," kata Kara Rogers, editor biomedical Encylopaedia Britannica.
Ia menambahkan, ketika kelenjar keringat melebar, aliran darah ke kulit akan meningkat sehingga memacu sistem sirkulasi.
4. Melawan infeksi
Berkeringat
ternyata sangat efektif melawan bakteri Staphylococcus aureus yang
resisten pada antibiotik. Selain itu berkeringat juga akan akan
mengurangi bakteri dan jamur berbahaya di kulit.
Menurut
Friedman, dalam cairan keringat terkandung nitrit, yang akan diubah
menjadi asam nitrit saat mencapai permukaan kulit, gas yang mengandung
antibakteri dan antijamur. "Keringat juga mengandung antibiotik alami
yang disebut Dermicidin yang bisa membunuh bakteri," katanya.
5. Membuang racun
Penelitian
menunjukkan keringat mengandung berbagai komponen, termasuk metal
beracun dalam jumlah kecil. Karena itu berkeringat sering disebut juga
sebagai detoksikan. Dengan jumlah kelenjar keringat sampai 5 juta di
kulit manusia, tak heran jika berkeringat merupakan mekanisme pembuangan
racun dari tubuh.
"Toksin yang dibuang lewat keringat biasanya
adalah toksin yang berada jauh di bawah kulit. Mereka keluar melalui
pori bersama dengan debu dan minyak yang terperangkap. Proses
pembersihan ini akan meningkatkan sistem imun dan membantu tubuh melawan
flu," kata Rogers.
6. Menyembuhkan
Tahukah
Anda mengapa kita berkeringat saat sedang demam? Berkeringat merupakan
cara tubuh untuk membangunkan sistem imun agar melawan patogen yang
membuat kita sakit. "Pengeluaran keringat merupakan cara tubuh
menyembuhkan dirinya sendiri," kata Christian Nix, ahli pengobatan
tradisional Cina.
Mekanisme yang sama terjadi saat kita
berolahraga atau berada di tempat panas. Selain merangsang metabolisme
untuk menjaga berat badan, karena tubuh akan membakar kalori lebih
banyak tapi juga hal ini akan merangsang sistem imun.
7. Mengurangi asma
Jika
keringat yang keluar dari tubuh Anda setelah berolahraga sangat banyak,
maka risiko Anda menderita asma lebih rendah. Demikian kesimpulan
penelitian yang dilakukan tim dari University of Michigan.
Meski
belum jelas benar kaitan antara keringat dan asma, namun para peneliti
mengungkapkan pengaturan keringat di dalam tubuh juga terkait dengan
pengaturan jumlah air yang dikeluarkan melalui saluran napas. Dengan
kata lain, orang yang jarang berkeringat pada umumnya memiliki saluran
napas lebih kering sehingga lebih rentan menderita asma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar